Lompatan Desa Mandiri di Sumenep, Dari Nol Jadi 101
- Inyoman -
- 09 May, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork.id— Transformasi besar-besaran sedang terjadi di pelosok Kabupaten Sumenep. Dalam kurun delapan tahun, dari yang awalnya nol, kini tercatat 101 desa telah berstatus mandiri. Capaian luar biasa ini tidak lepas dari tangan dingin Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Anwar Syahroni Yusuf, yang mengusung pendekatan pembangunan berbasis potensi lokal dan kolaborasi lintas sektor.
Pada 2016, kondisi desa-desa di
Sumenep masih memprihatinkan. Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM),
tercatat 10 desa sangat tertinggal, 124 desa tertinggal, dan belum satu pun
yang menyandang status desa mandiri. Namun, dalam waktu kurang dari satu
dekade, wajah pedesaan berubah drastis.
Kini, berdasarkan data IDM 2024,
Sumenep memiliki 101 desa mandiri, 137 desa maju, dan hanya 92 desa berkembang.
Lompatan ini menjadi bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam
mengangkat kualitas hidup masyarakat desa.
Anwar Syahroni menegaskan,
perubahan ini tak sekadar angka. Ia menyebutkan bahwa desa kini bukan lagi
objek pembangunan, melainkan subjek aktif yang menentukan arah pembangunan itu
sendiri.
"Desa yang kuat adalah
fondasi bagi daerah yang maju. Kemandirian desa bukan hanya soal infrastruktur,
tapi juga soal tata kelola, ekonomi lokal, dan kualitas pelayanan publik,"
tegas Anwar saat ditemui nusainsider.com, Rabu (7/5/2025).
Dari sekian banyak desa mandiri,
Desa Lobuk tercatat sebagai pionir. Disusul kemudian oleh Desa Sapeken, yang
menjadi model sukses pemberdayaan wilayah kepulauan. Pasar rakyat dan kapal
siaga menjadi dua inovasi andalan yang mendorong geliat ekonomi dan memperkuat
konektivitas antar pulau.
Dalam kunjungannya ke Sapeken
beberapa hari lalu, Anwar menyaksikan langsung denyut baru ekonomi lokal. Pasar
rakyat kini menjadi simpul aktivitas ekonomi dan membuka banyak lapangan kerja
baru, sementara kapal siaga mempermudah akses layanan publik bagi warga pulau
terluar.
"Kapal siaga memperkuat
konektivitas antarpulau. Ini strategi penting untuk pelayanan publik dan
pertumbuhan ekonomi," jelas Anwar yang juga pernah menjabat sebagai Camat
Batang-Batang.
Menurutnya, kunci keberhasilan
pembangunan desa terletak pada dua hal: keterlibatan aktif masyarakat dan
kebijakan afirmatif dari pemerintah. Dalam hal ini, Bupati Achmad Fauzi
Wongsojudo dinilai memiliki komitmen kuat dalam mendampingi desa-desa agar
berkembang sesuai potensi masing-masing.
Pendekatan pembangunan yang
digunakan pun bukan top-down, melainkan bottom-up. Setiap desa didorong
menggali potensi lokal dan merancang program berbasis kebutuhan riil warganya.
"Kita tidak bisa menyamaratakan pendekatan pembangunan. Setiap desa punya
karakter berbeda," tambah Anwar.
Kesuksesan Sapeken dan Lobuk
menjadi inspirasi bagi desa lain. DPMD terus memberikan pembinaan
berkelanjutan, serta mendorong lahirnya inovasi lokal sebagai ujung tombak
kemandirian.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten
Sumenep menargetkan seluruh 330 desa dapat mencapai status desa mandiri secara
bertahap. Melalui sinergi antara pemerintah kabupaten, pemerintah desa, dan
masyarakat, cita-cita ini bukanlah angan kosong.
"Pencapaian ini bukan akhir,
melainkan fondasi untuk pembangunan berkelanjutan. Semoga desa-desa lain segera
menyusul," pungkas Anwar. (sdm)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *